Kamis, 22 Desember 2011

KAIDAH WUJUH (banyak makna) - NAZHA'R (satu makna)

XVI. Kaidah Wujuh (banyak
makna) – Nazha’ir (satu
makna)
Wujuh adalah satu kata yang
mempunyai banyak makna,
sedangkan nazha’ir adalah kata
yang hanya mempunyai satu
makna yang tetap.
Muqatil bin Sulaiman
meriwayatkan yang
disandarkan kepada Nabi :
“Seseorang tidak akan benar-
benar paham Al-Qur’an sebelum
dia mengetahui makna yang
beragam (wujuh) dari Al-
Qur’an”.
Ibnu ‘Asakir meriwayatkan
sebuah hadits yang berasal dari
Hammad Zaid, dari Ayyub, dari
Abu Qalabah, dari Abu Darda’ :
”Sesungguhnya engkau tidak
akan benar-benar paham Al-
Qur’an sebelum engkau
mengetahui makna-makna Al-
Qur’an dalam berbagai ragam”.
Diantara lafazh-lafazh yang
termasuk dalam kategori wujuh
adalah kata “al-huda”. As-
Suyuthi mengemukakan tujuh
belas arti kata tersebut dalam
berbagai tempat sebagai
berikut :
1. Tsabat, tetap teguh
“Teguhkanlah kami pada jalan
yang lurus” (QS Al-Fatihah
[1] :6).
2. Al-bayan, menjelaskan
“Merekalah yang berada dalam
penjelasan tuhan dan mereka
yang akan berhasil” (QS Al-
Baqarah [2] : 5).
3. Ad-dien, agama
“Katakanlah, ‘Agama yang benar
ialah agama’ “. (QS [3] : 73).
4. Iman
“Dan Allah menambah keimanan
kepada mereka yang telah
dikaruniai iman” (QS [19] : 76).
5. Ad Du’a, seruan
“Dan orang-orang kafir berkata :
“Mengapa tidak diturunkan
kepadanya sebuah ayat dari
Tuhannya ?” Tetapi engkau
adalah seorang pemberi
peringatan, dan pada setiap
golongan ada seorang
penyeru” (QS [13] : 7).
6. Rasul dan kitab
“Kami berfirman : “Turunlah
kamu sekalian dari sini. Maka
apabila datang kepadamu Rasul
dan kitab Aku, siapapun
mengikuti Rasul dan kitab-Ku
tak ada kekhawatiran dan tak
perlu sedih” (QS [2] : 38).
7. Al-Ma’rifah, pengetahuan
“Dan dia memancangkan diatas
bumi gunung-gunung supaya
tidak menggoyangkan kamu
dan sungai-sungai serta lorong-
lorong supaya kamu mendapat
petunjuk. Dan rambu-rambu dan
dengan bintang-bintang mereka
mengetahui” (QS [2] : 159).
8. Nabi Muhammad
“Mereka menyembunyikan
segala keterangan (ayat-ayat)
dan Nabi yang kami turunkan
setelah dijelaskan dalam kitab
kepada manusia, mereka
mendapat laknat Allah dan
laknat mereka yang berhak
melaknat.” (QS [2] : 159).
9. Al-Qur’an
“Itu hanya nama-nama yang
kamu buat-buat sendiri, kamu
dan moyang kamu, Allah tidak
memberi kekuasaan itu. Apa
yang mereka ikuti hanyalah
dugaan dan yang
menyenangkan nafsu sendiri.
Padahal Al-Qur’an dari Tuhan
sudah sampai kepada
mereka.” (QS [53] : 23).
10. Taurat
“Dahulu telah kami berikan
kepada Musa Taurat. Dan kami
wariskan Kitab itu kepada Bani
Israil.” (QS [40] : 53).
11. Al-Istirja’, mohon
perlindungan
“Mereka berkata, bila ditimpa
musibah “Inna lillahi wa ‘inna
ilaihirojiun” Kami milik Allah dan
kepadaNya pasti kami kembali.
Mereka itulah yang mendapat
karunia dan rahmat dari Tuhan
dan mereka itulah yang
memohon perlindungan” (QS Al-
Baqarah [2] : 156-157).
12. Al Hujjah, argumen
“Tidakkah tergambar olehmu
orang yang berdebat dengan
Ibrahim tentang Tuhannya
karena ia telah diberi
kekuasaan ? Ibrahim berkata ,
“Tuhanku Yang menghidupkan
dan Yang mematikan.” Ia
berkata : “Akulah yang
membuat hidup dan membuat
mati.” Ibrahim berkata, “Tapi
Allah Yang menyebabkan
matahari terbit dari Timur.
Terbitkanlah kalau begitu, dari
Barat.” Orang yang ingkar itu
terkejut. Allah tidak memberi
argumen kepada orang-orang
yang zalim.” (QS Al-Baqarah [2] :
156-157).
13. Tauhid
“Mereka berkata, “Jika kami akan
mengikuti ajaran tauhid
bersamamu, tentulah kami akan
diusir dari tanah kami”. (QS
[28] : 57).
14. Sunnah, pedoman perilaku
“Ataukah sudah Kami beri kitab
kepada mereka sebelum itu, lalu
mereka jadikan pegangan ?
Bahkan mereka berkata, “Kami
sudah melihat leluhur kami
sudat menganut suatu agama,
dan kami berpedoman pada
mereka.” (QS [43] : 21-22).
15. Al-ishlah, pembenaran
“Itulah supaya ia tahu bahwa
aku tidak mengkhianatinya
ketika ia tak ada, dan Allah tidak
membenarkan tipu muslihat
para pengkhianat.” (QS [12] : 52)
16. Ilham
“Ia berkata : “Tuhan kami ialah
Yang telah memberikan setiap
suatu (ciptaan) bentuk dan
kodratnya, kemudian
mengilhaminya.” (QS [20] : 50)
17. Taubat
“Dan tetapkanlah untuk kami
kehidupan yang baik, didunia
dan diakhirat. Sungguh kami
bertobat kepadaMu, Ia
berfirman, “Azabku akan
menimpa siapa-siapa yang
Kukehendaki dan rahmatKu
meliputi segala sesuatu. Dan
akan Kutetapkan (rahmatKu)
untuk mereka yang bertaqwa
dan yang mengeluarkan zakat
serta mereka yang beriman
kepada ayat-ayat kami.” (QS [7] :
156)
Kata-kata lain yang termasuk
wujuh adalah su’, shalat,
rahmah, fitnah, ruh, dzikr, din,
du’a.
Sedangkan contoh nazha’ir
adalah kata “al-barru” yang
selalu bermakna darat dan “al-
bahru” yang selalu bermakna
laut. Misalnya dalam ayat :
1. QS Al-An’am [6] : 59
“Dia mengetahui apa yang
didarat dan dilaut.”
2. QS Yunus [10] : 22
“Dialah yang memungkinkan
kamu menjelajahi daratan dan
lautan.”
3. QS Al-Isra’ [17] : 70
“Kami telah memberi
kehormatan kepada anak-anak
Adam; Kami lengkapi mereka
dengan sarana angkutan di
darat dan di laut.”
Fenomena wujuh dalam Al-
Qur’an merupakan fenomena
kewahyuan, dimana seorang
pembaca Al-Qur’an akan
mendapatkan bahwa ayat-
ayatnya menampakkan ‘wajah’
nya dari perpekstif dan latar
belakang ia membacanya,
seperti permukaan berlian yang
memberikan cahaya yang
beragam dari semua sudut
pandang yang berbeda-beda.