Kamis, 08 Desember 2011

TAFSIR SURAH AL-BAQOROH AYAT 1 sd 5

Tafsir Surat Al-
Baqarah (Ayat 1-
5)
Surat ini diturunkan di
Madinah (Madaniyyah)
terdiri dari 286 ayat
ﺍﻟﻢ
1. Alif laam miin
Penjelasan Kalimat
Alif laam miin ini adalah
rangkaian huruf
hujaiyah dan surat-
surat Al-Qur’an yang
diawali dengan huruf
seperti ini berjumlah 29
surat.
Umumnya para mufasir
(pakar tafsir) tidak
menjelaskan maksud
huruf-huruf ini dan
cukup mengatakan,
“Hanya Allah yang
mengetahui
maksudnya (Allahu
A’lamu bimurodihi).
Hal itu disebabkan
tidak ada sama sekali
berita valid dari Nabi
Saw mengenai
maksudnya. Bahkan
Abu Bakar dan Ali bin
Thalib menyebutkan
bahwa tidak perlu
mencari tafsiran huruf-
huruf itu karena
bagian dari ayat
mutasyabihat (ayat
yang sulit dijelaskan
dan hanya Allah saja
yang mengetahuinya),
dan cukup menyakini
saja bahwa itu bagian
dari Al-Qur’an.
Dengan kata lain
sebagian pakar tafsir
menyerahkan
pengertiannya kepada
Allah karena dipandang
Termasuk ayat-ayat
mutasyabihat dan
tidak perlu dikaji lebih
lanjut, karena seperti
komentar as-Sa’di,
pakar tafsir
kontemporer;
“ Tidak perlu dibahas
lebih lanjut karena
tidak adanya berita
valid dengan
menyakinkan bahwa
Allah tidak mungkin
bergurau dan pasti ada
hikmah di balik itu.”
Namun banyak pula
pakar tafsir
menafsirkan huruf-
huruf itu karena
memang nalar akan
selalu mencari rahasia
atau bahkan hikmah di
balik huruf-huruf itu,
Meskipun terkadang
pandangan mereka
berlainan, terkadang
disepakati oleh pakar
lainnya dan
sebagainya. Dan
tampaknya tidak salah
jika ada beberapa
pakar tafsir tradisional
yang mencoba
mengukapkan makna
huruf-huruf itu.
Beberapa Pandangan
Tafsiran Alif Lam Mim
A. Bahwa Allah
memerintahkan untuk
tadabbur sekaligus
memahami Al-Qur’an
dan tidak mungkin ada
kata dalam Al-Qur’an
yang tidak bisa
ditafsirkan karena AL-
Qur’an sendiri selalu
memerintahkannya
seperti anjuran
beberapa ayat:
“Sesungguhnya Kami
menjadikan Al-Qur’an
dalam bahasa Arab
supaya kalian
berfikir.”(QS. Az-
Zukhruf:3)
“ (Al-Qur’an)
diturunkan dengan
(menggunakan) bahasa
arab yang jelas.” (QS.
Asy-Syu’ara: 195)
Bagi sebagian pakar
tafsir yang menyetujui
pandangan ini
munculah beberapa
penafsiran tentang
huruf-huruf ini antara
lain:
1. Huruf-huruf ini biasa
digunakan masyarakat
arab di dalam sajak/
syair/prosa sebagai
penganti kalimat-
kalimat. Namun
pandangan ini
dibantah karena
ketidak tahuan mana
kalimat yang dibuang
dan juga tidak ada
satupun sumber yang
valid baik dari Nabi,
maupun atsar sahabat,
mana kalimat yang
dibuang tersebut dan
apa bentuknya.
2. Huruf- huruf
dimaksudkan sebagai
kalimat yang
menyuarakan
tantangan bagi yang
meragukan Al-Qur’an.
Seakan-akan ada
tantangan untuk
membuat bandingan
Al-Qur’an. Dan
maknanya seperti ini:
“ Huruf Alif Lam Mim ini
bukanlah huruf –huruf
yang asing bagi kalian
yang kalian gunakan
sehari-hari, kalian
sendiri menganggap
diri kalian ahli balaghah
dan fushah
(ahlibahasa; ahli dalam
syair/prosa). Kami lah
yang menciptakan Al-
Qur’an ini, dan cobalah
kalian menciptakan
bandingan Al-Qur’an
itu, dan pastinya kalian
tidak akan mampu
meskipun hanya satu
ayat.”
3. Bahwa huruf-huruf
ini merupakan rumus
yang biasa digunakan
oleh masyarakat arab
waktu itu. Alif itu
tanda atau rumus dari
kalimat Allah, huruf
Lam tanda dari Jibril,
dan Mim tanda dari
kalimat Muhammad.
B. Sebagian
menafsirkanAlif
menunjukan kata ana
(saya/Allah). Lam
menunjukan kata Allah,
dan Mim menunjukan
lebih tahu (A’lamu). Jadi
artinya,” Saya (Allah)
lebih mengetahui
maknanya. “
C. Ada yang
menyebutkan bahwa
huruf-huruf itu
hanyalah nama dari
surat yang
bersangkutan. Seperti
yang dikemukan oleh
pakar tafsir legendaris
Az-Zamaksyari dan
disetujui oleh banyak
pakar tafsir lainnya.
Argumen yang mereka
kemukakan adalah
sebuah hadist:
“ Sesungguhnya
Rasulullah Saw pernah
membaca di shalat
subuh di hari jum’at
Alif Lam Mim (surat)
Sajdah dan (surat) Hal
Ata ‘alal Insan.” (HR.
Bukhari Muslim)
D. Sebagian
menfasirkan sebagai
huruf sumpah (Qasam),
yaitu kalimat sumpah
yang digunakan untuk
menunjukan Ke maha
kemualiaan dan
keagungan Allah Swt.
Jadi huruf-huruf ini jika
diartikan:
“Demi Allah. Kitab ini
tidak ada keraguan
sedikitpun di
dalamnya,”
Huruf laa sendiri (dari
kalimat Laa Raiba Fih)
adalah jawaban kalimat
sumpah (Qasam).
Penafsiran ini
berpedoman pada
riwayat Ikrimah
(seorang tabi’in, murid
Ibnu Abbas) dari
riwayat Ibnu Abi Hatim
dan diriwayatkan pula
oleh ath-Thabari
dengan sanad yang
sahih yang
menyebutkan bahwa
Alif Lam Mim adalah
huruf sumpah.
E. Jika memukingkan
mengabungkan semua
pandangan yang ada,
artinya bisa diartikan
bahwa Alif Lam Mim ini
adalah nama lain dari
surat itu, karena
terkadang satu kata
dalam Al-Qur’an bisa
diartikan dengan
banyak arti. Dan bisa
juga diartikan bahwa
huruf-huruf itu bisa
berarti salah satu dari
sifat-sifat Allah.
Kesimpulan
1. Sebagian pakar yang
tidak menfasirkan
huruf-huruf ini karena
tidak ada satupun
keterangan yang sahih
yang valid mengenai
arti dari huruf-huruf
dan meyerahkan
sepenuhnya
pengertiannya pada
Allah Swt.
2. Sebagian lain
mencoba menafsirkan
huruf-huruf tersebut
karena Al-Qur’an
sendiri selalu
memerintahkan bagi
para peneliti dan
pengkaji Al-Qur’an
untuk tadabbur dan
merenungi maknanya.
Jika ada sebagian ayat
yang tidak bisa
ditafsirkan bagaimana
mungkin bisa tadabbur
dan merenungkan
hikmah dibaliknya.
3. Sekalipun banyak
tafsiran tentang huruf-
huruf itu, namun
jangan dipastikan
bahwa itu adalah
tafsiran yang tepat
atau sebuah
kebenaran. Karena
tafsiran ini masih
dalam kategori zhani
(hanya prasangka
belaka) artinya bisa
mengandung
kebenaran atau salah.
Namun salah disini
bukan berarti dosa,
tapi bisa jadi terbantah
oleh pandangan-
pandangan berikutnya.
4. Ada pandangan
menarik dari pakar
tafsir kontemporer,
Mutawali asy-Sya’rawi,
bahwa kita tidak wajib
mencari jawaban
huruf-huruf seperti ini,
karena hal ini diluar
perintah dasar, yaitu
membaca, taddabur
dan akhirnya
merngamalkannya.
ﺫَﻟِﻚَ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏُ ﻻَ ﺭَﻳْﺐَ ﻓِﻴﻪِ
ﻫُﺪًﻯ ﻟِّﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ
2. “ Kitab (Al Quran) ini
tidak ada keraguan
padanya; petunjuk
bagi mereka yang
bertaqwa.”
Arti Kata
( ﺫَﻟِﻚَ ) Kata benda ini
(isim Isyaroh)
meskipun berarti
sesuatu yang jauh,
namun diartikan ini
( ﻫﺬﺍ ) yaitu sesuatu
yang dekat. Ini
menunjukan mulia dan
agungnya Al-Qur’an ini.
ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏُ Al-Qur’an
(ﻻَ ﺭَﻳْﺐَ) Tidak ada
keraguaan bahwa Al-
Qur’an berasal dari
Allah Swt yang
diwahyukan kepada
Nabi Saw. Huruf ( ﻻَ )
adalah Laa naïf li jinsi
dan khabarnya wajib
dibuang.
( ﻓِﻴﻪِ ﻫُﺪًﻯ) Petunjuk
menuju kebahagiaan ,
kesuksesan dunia
akhirat
( ﻟِّﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ) Bagi yang
bertakwa, takwa
adalah takut dari azab
Allah kemudian
manifestasi ketakutan
itu diaplikasikan dalam
bentuk banyak
melakukan taat dan
menjauhkan semua
larangannya.
Arti Ayat
Allah Saw memberi
pernyataan bahwa Al-
Qur’an itu adalah kitab
milik-Nya yang
diurunkan kepada Nabi
Saw. Isi Qur’an ini tidak
ada sedikitpun
kepalsuan apalagi
kebohongan bahwa
Qur’an ini bukan dari
Allah. Sebaliknya Al-
Qur’an ini merupakan
kunci sukses, sumber
hidayah, petunjuk bagi
orang yang beriman
dan dan bertakwa
untuk memperoleh
kebahagiaan dunia
akhirat.
Kesimpulan Ayat
1. Menguatkan Iman
kepada Allah Swt itu
dengan cara
mempelajari Al-Qur’an
dan mempelajari
sunnah Nabi Saw
2. Hidayat atau
meminta petunjuk itu
dengan cara
mempelajari Al-Qur’an
itu sendiri.
3. Ayat ini menjelaskan
kemuliaan orang yang
bertakwa, jadi orang
yang takwa itu pasti
banyak membaca,
mempelajari, dan
mengkaji Al-Qur’an.
Adapun aplikasi
wejangan Al-Qur’an itu
pastilah akan dimiliko
oleh seseorang yang
disebut dengan
manusia Takwa.
ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﺎﻟْﻐَﻴْﺐِ
ﻭَﻳُﻘِﻴﻤُﻮﻥَ ﺍﻟﺼَّﻼﺓَ ﻭَﻣِﻤَّﺎ
ﺭَﺯَﻗْﻨَﺎﻫُﻢْ ﻳُﻨﻔِﻘُﻮﻥَ
2. “(Yaitu) mereka yang
berimankepada yang
ghaibyang mendirikan
shalatdan
menafkahkan
sebahagian rezeki yang
Kami anugerahkan
kepada mereka.”
Arti Ayat
1. Orang yang takwa
itu adalah orang-orang
yang mempercayai
semua ajaran yang
dibawa oelh Nabi Saw.
Baik itu tentang
masalah ghaib seperti
adanya surga, neraka,
hari kiamat dll. Atau
tentang sejarah
generasi sebelumnya,
generasi akan datang
apapun kebaikan atau
keburukan mereka.
2. Orang takwa itu juga
suka mengerjakan
shalat, dan tidak cukup
hanya mengerjakan
saja, namun harus
diperhatikan pula
syarat wajib, atau etika
shalat itu sendiri,
ternasuk anjuran untuk
khusuk. Dengan
demikina shalat itu
nantinya akan menolak
semua keburukan dan
kekejina bagi yang
melaksanakannya.
3. Orang takwa itu juga
menunaikan kewajiban
zakat, sering memberi
sedekah, ringan tangan
membantu kesulitan
orang lain, atau sering
melakukan kebajikan
lainnya. Perintah
mengeluarkan zakat
dan sedekah inipun
hanya sebagian kecil
saja dan bukan seluruh
harta karena rizeki itu
dasarnya milik Allah,
jadi jangan pelit karena
ia bukan milik kita.
ﻭﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺑِﻤَﺎ ﺃُﻧﺰِﻝَ
ﺇِﻟَﻴْﻚَ ﻭَﻣَﺎ ﺃُﻧﺰِﻝَ ﻣِﻦ ﻗَﺒْﻠِﻚَ
ﻭَﺑِﺎﻵﺧِﺮَﺓِ ﻫُﻢْ ﻳُﻮﻗِﻨُﻮﻥَ
3. “Dan mereka yang
beriman kepada kitab
(Al Quran) yang telah
diturunkan kepadamu
dan Kitab-Kitab yang
telah diturunkan
sebelummu[, serta
mereka yakin akan
adanya (kehidupan)
akhirat”
Arti Ayat
Orang Mukmin itu
mempercayai
seluruhnya apa yang
dibawa oleh Nabi Saw,
begitu pula beriman
ada kitab-kitab lainnya
yang diturunkan
sebelum Al-Qur’an.
Orang takwa itu
beriman kepada semua
Nabi tanpa terkecuali,
dan tidak disebut
mukmin jika hanya
mempercayai sebagian
dari para Nabi itu.
ﺃُﻭْﻟَـﺌِﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﻫُﺪًﻯ ﻣِّﻦ ﺭَّﺑِّﻬِﻢْ
ﻭَﺃُﻭْﻟَـﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥَ
5. “Mereka Itulah yang
tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan
mereka, dan merekalah
orang-orang yang
beruntung.”
Arti Ayat
Mereka inilah yang
akan mendapat
kebahagiaan karena
mereka mau
menjalankan semua
perintah Allah Swt dan
mau menjauhi semua
larangan-Nya. Mereka
akan akan menjadi
manusia sukses,
manusia paling
berbahagia baik di
dunia maupun di
akhirat.
Daftar Pustaka
1. Abu Zakariyya,
Ayusarul Tafasir, hal.
16/I
2. Abdurahman As-
Sa’di, Taysirul Karim ar-
Rahman, hal. 26
3. Mustapha al-Adawi,
At-Tashil li Ta’wil At-
Tanzil, hal 146- 149
4. Az-Zamakhsyari, Al-
Kasyaf
5. Ibnu Jarir ath-
Thabari, Tafsir Thabari
Jami’ Al-Bayan ‘an
Ta’wil Ayi Al-Qur’an
6. Syeikh Muatawali
Asy-Sya’rawi, Tafsir
asy-Sya’rawi
7. Prof. Dr. Wahbah
Zuhayli, Tafsir al-Wasith
8. Prof. Dr. Quraish
Shihab, Tafsir Misbah
Vol. I
9. Dr. Hikmat Ibn Yasin,
Tafsir as-Sahih
10. Dr. Muhammad
Thayib Ibrahim, I’rabul
Qur’an